“Berhenti berusaha dia tak pantas diperjuangkan”
“Kalian tak akan pernah bersatu..”
“Kumohon dengarkan,lupakan dia demi kebaikanmu”
Kata - kata itu masih terus terulang seperti kaset
rusak ditelingaku. Seharusnya aku mendengarkan perkataan sahabatku. Tapi aku
tetap menutupi kenyataan yang ada dan terus saja berusaha mencintainya.
“Sebegitu bekukah hatimu seperti batu?”
Aku memang terlalu bodoh sampai tak sadar kalau aku
sudah terluka sangat dalam. Melihatnya dari jarak yang cukup dekat saja sudah
membuatku bahagia. Dia terlalu sulit tuk dijangkau. Dan sekian lama hatiku
menangis, akan cinta yang kian terkikis. Membawa setiap angan jauh terbang ke
atas lalu melemparkannya begitu saja ke bawah. Aku mungkin konyol, tapi bagiku
tindakanmu terlalu tidak lucu.
Apa kamu masih terlena , karena aku terlalu
mengiginkanmu, mendewa-dewa kan mu? Banyak kata yang ingin ku ungkap, tapi
rasanya percuma saja, toh selamanya aku akan mendayung perahuku sendiri.
Lelahku berjuang dan bertahan, kamu tak pernah tahu. Mungkin juga tak mau
tahu. Semoga kamu kan mengerti tentang perasaanku ini, aku telah terbuai
akan indahnya mencintaimu.
Sahabatku....
Terimah kasih sudah mengingatkanku bahwa dia tak pantas
kuperjuangkan dan maaf karena tak mendengarkan ucapanmu. Sekarang aku bisa
tersenyum dengan melihat dunia penuh rasa kagum. Semua itu karena aku
memilikimu sahabatku...